Keistimewaan hari Senin dan Kamis
Hampir semua umat beragama di dunia ini punya hari besar atau hari istimewa. Dalam sepekan ada beberapa hari-hari tertentu yang mereka istimewakan. Orang Yahudi mengagungkan hari Sabtu. Umat Nasrani mengistimewakan hari Ahad. Kita sendiri punya hari Jumat, Sayyidul Ayyam, rajanya segala hari.
Sayangnya banyak diantara kita yang tidak tahu, sudah tahu tapi tak begitu menghayati,sudah tahu tapi tak begitu meyakini, sudah tahu tapi kurang detail. Bahkan mungkin tidak sedikit yang sudah tahu, sudah menghayati, sudah meyakini, sudah paham sangat detail, tapi yaah…so what gitu loh!
Istimewanya dua hari ini ditandai dengan antusiasnya junjungan kita Rasulullah saw melakukan puasa didalamnya. Manusia sekelas Nabi Muhammad saw saja digambarkan oleh Ibu Aisyah ra sangat mengistimewakan dua hari ini. Jadi pastilah dibaliknya, ada banyak kelebihan dan keutamaan baik yang telah dijelaskan dengan terang oleh Rasulullah maupun yang Allah simpan dibaliknya sebagai bonus kejutan yang baru akan kita ketahui nanti di Hari Perhitungan.
Berikut beberapa nash tentang keutamaan dua hari ini:
1. Hari kelahiran Nabi Muhammad dan diturunkannya Alquran
“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Al-Qur’an kepadaku pada hari tersebut.” (HR.Muslim)
Sebuah catatan penting, bahwa hadits ini bukan dalil untuk kita berpuasa di hari kelahiran kita. Bahwa Rasulullah berpuasa di hari Senin karena itu adalah hari kelahiran beliau maka analoginya adalah kita turut berpu
Artinya, kalau beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berpuasa di hari Senin karena beliau lahir di hari itu, lantas puasa sunnah disyariatkan utk dilakukan pd hari itu, maka kesimpulan hukumnya adl kita disyariatkan utk berpuasa di hari kelahiran beliau, bukan di hari kelahiran kita sendiri.
Sebab yg lahir di hari Senin itu bukan seorang Muhammad sbg seorang anak dari manusia, melainkan yg lahir adl seorang utusan Allah. Maka kita berpuasa di hari kelahiran seorang utusan Allah, bukan di hari kelahiran diri kita sendiri.
Apalagi hadits di atas masih diteruskan bahwa di hari Senin itu turun wahyu. Berarti topik hadits itu adl keutamaan hari Senin, bukan keutamaan hari kelahiran tiap manusia.
Apa urusannya kita berpuasa di hari kelahiran kita sendiri? Apa istimewanya diri kita sehingga ada syariat dimana kita disunnahkan utk berpuasa di hari kelahiran diri sendiri?
Dan kalau kita menengok praktek para shahabat nabi yg mulia, kita tdk menemukan bahwa mereka masing-masing sibuk berpuasa di hari kelahiran mereka. Yang mereka lakukan adl berpuasa di hari kelahiran nabi Muhammad SAW, yaitu hari Senin.
Di sinilah fungsi para shahabat, yaitu utk dijadikan perbandingan dalam mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Kita memang diharuskan mengikuti sunnah RAsulullah SAW, namun terkadang kita sering kali salah duga & salah kira. Maka praktek para shahabat nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa dijadikan guide pembanding, seperti apakah seharusnya ibadah yg kita lakukan dalam rangka mengikuti nabi Muhammad SAW?
Maka kita lihat praktek para shahabat nabi SAW. Karena itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tdk lupa utk memerintahkan kita utk selain mengikuti praktek nabi, juga mengikuti praktek ibadah dari para shahabatnya itu.
2. Hari diperlihatkan dan diperiksa amal-amal
“Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At Tirmidzi dan lainnya)
Hari-hari yang kita lalui ini saudaraku, sejatinya adalah serangkaian ujian. Soal-soalnya adalah semua yang kita alami sepanjang hidup ini. Sikap dan reaksi kita adalah jawaban kita terhadap soal-soal itu. Dalam kurun waktu tertentu, ada pelaporan kepada Allah tentang isi raport kita. Ada laporan tahunan di bulan Sya’ban. Ada laporan pekanan di setiap hari Senin dan Kamis.
Kalau kita mendapat tugas menulis sebuah novel, lalu ada tekanan atau target dari pihak penerbit bahwa novel kita ini harus best seller. Harus laku 5 juta eksemplar. Berat tidak? Berat karena yang ada di benak kita adalah sebuah buku tebal dengan halaman diatas 100 lembar. Tapi kalau kita hanya memfokuskan diri pada satu demi satu bab rasanya lebih masuk akal kan?
Begitupun rasanya ketika kita memikirkan betapa berat menjaga agar kitab catatan kehidupan kita yang bakal sangat tebal itu harus berisi hanya kebaikan dan kebaikan saja. Tetapi ketika kita memfokuskan dulu pada pekan demi pekan kehidupan kita, pada bab demi bab kitab kita, rasanya kok lebih masuk akal untuk dilakukan. Maka marilah kita perjuangkan bab demi bab kitab kita ini saudaraku. Kita pikirkan dulu bagaimana agar pekan ini, laporan kita kepada Allah isinya memuaskan.
3. Hari yang selalu dipilih Rasulullah untuk safar
“Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (menang) beliau suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” (HR.Bukhori)
“Berpagi-pagilah kalian dalam mencari Ilmu, sungguh aku telah meminta kepada Rabb-ku agar memberi keberkahan umatku diwaktu pagi mereka. Dan Dia menjadikan keberkahan itu pada Hari Kamis.” (H.R. Thabrani)
Memperhatikan banyak riwayat, Rasulullah kebanyakan bepergian dan menyelesaikan kepentingannya pada hari Kamis. Seorang sahabat Sakhar bin Wida’ah menceritakan bahwa dirinya mendapat keuntungan yang banyak saat berniaga pada hari Kamis.
Yang perlu dicatat mungkin bahwa hadits ini tidak menunjukkan larangan untuk bepergian pada hari-hari yang lain. Penjelasan secara khusus mengapa Rasulullah saw suka bersafar di hari Kamis hanyalah sebatas penjelasan ulama yang bersifat ‘barangkali’, ‘bisa jadi’, dan sebagainya.
Ada ulama mengatakan bahwa karena kembali kepada berkahnya karena dalam riwayat memang Fathu Mekkah/penaklukan Mekkah itu terjadi pada hari Kamis. Sejumlah kemenangan umat Islam juga diraih pada hari Kamis. Jadi mungkin Rasulullah mengejar semangat optimisme kemenangannya. Tetapi dalam riwayat Rasulullah saw juga bersafar di hari-hari lain.
4. Hari dibuka pintu-pintu surga
“Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)
Mari saya ceritakan mimpi seorang teman:
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga. Mimpiku mungkin terjadi pada hari Senin atau Kamis, karena Pintu-pintu Surga itu dibuka setiap hari Senin-Kamis Sesuai Sabda Rasulullah saw:
Dari pintu mana aku masuk, aku tak tahu pasti, karena pintu surga itu ada delapan, dan yang mungkin aku tidak masuk dari pintu Ar-Rayyan, karena memang aku bukan ahli puasa, sebagaimana sabda Nabi saw
Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata,
" Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah, diterima".
Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.
Kemudian,.... aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang. Lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.
Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".
Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.
Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku......, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.
"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.
"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.
"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas.
"Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".
"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas Rahmat Tuhan?", tanyaku.
"Sederhana sekali", jawab Malaikat.
"Cukup berkata, 'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN,
Terima kasih, Tuhan' ".
"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku.
Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, Pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.
"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.
"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.
Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.
"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat .... Maka, engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".
"Jika,........ engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian ... M a k a,.... engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di dunia.
"Jika,.... orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ...Maka,..... engkau termasuk orang yang sangat jarang.
"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka,..... engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.
"Jika,...engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu, berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari puluhan juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".
Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu.
Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatiNya kita semua.
Akupun terbangun, dengan nafas berat dan keringat bercucuran, kuambil penaku dan kutuliskan,
Ditujukan pada :
Departemen Pernyataan Terima Kasih:
"Ampunkan aku yaa rabbi, wahai zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bila selama ini aku kurang mensyukuri nikmatmu... Terima kasih, yaa Allah! Terima kasih, yaa arhama ‘rrahimin, atas semua anugerahmu selama ini. Juga berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi".
Dibukanya pintu surga berarti dibukanya kesempatan agak lebih lebar dari biasanya. Bukan berarti pada hari-hari lain kita percuma memohon surga. Tapi khusus pada hari Senin dan Kamis mari kita hayati bahwa saat ini pintu tempat terindah itu sedang terbuka lebar-lebar.Aromanya akan memanggil2 hati kita, keindahannya akan lebih mudah kita bayangkan. Jadi kalau pada hari Senin dan Kamis seolah-olah kita terbayang-bayang surga terus, berprasangka baiklah jangan-jangan itu jatah kapling rumah kita di surga sedang memanggil-manggil karena rindu untuk segera ditempati.
Ini baru keistimewaan hari Senin dan Kamis dari sisi nash atau dalil. Mari sekarang kita pakai kacamata logika. Walaupun kesesuaian nash dengan logika itu tentu tidak akan mempengaruhi apapun atas keyakinan kita akan keagungan dan kebenaran Islam. Karena dalil, nash, firman Allah, sabda Rasulullah itu jauh di atas logika. Logika manusia terlalu hina untuk disejajarkan dengan ketinggian dalil Allah. Maka ketika ada sebuah nash atau ayat Allah yang dirasa tidak masuk di logika kita maka jangan ragu-ragu buanglah logika itu. Menurut logika berinfaq itu mengurangi harta tapi kata Allah infaq menambah kaya maka jangan ragu: buang logika itu. Maha benar Allah dengan segala firmannya.
Maka meninjau keistimewaan hari Senin Kamis dari sisi logika bukan saya maksudkan untuk mengurangi keyakinan kita terhadap firman Allah, melainkan sebagai peneguhan saja.
Dari sisi logika, bisa dilihat bahwa hari Senin dan Kamis membagi satu 'minggu' menjadi dua bagian yang hampir sama rata. Jadi kentara sekali bahwa puasa Senin Kamis mempunyai fungsi maintenance atau pemeliharaan. Analoginya mungkin sama dengan pembagian waktu minum obat kala kita sakit. Tentu kita ingat, kala kita sakit, kita sering disuruh minum obat 2x sehari, yaitu 1x di pagi hari dan 1x di malam hari. Kalau dilihat, waktu2 dimana kita disuruh minum obat 2x tersebut membagi kurang lebih hari itu menjadi 3 bagian yang sama. Hal ini berlaku juga dengan Senin dan Kamis yang membagi satu minggu
menjadi dua bagian. Dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis, secara tidak langsung kita melakukan maintenance untuk diri kita secara rutin baik dari segi spiritual maupun jasmani.
menjadi dua bagian. Dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis, secara tidak langsung kita melakukan maintenance untuk diri kita secara rutin baik dari segi spiritual maupun jasmani.
Untuk dua hari istimewa ini, Rasulullah saw mencontohkan ibadah puasa. Ada apa di balik puasa sunnah ini?
1. Dijamin surga
“Barangsiapa yang diambil nyawanya pada saat ia berpuasa, maka ia masuk surga.”(HR. al Bazzar dari Khudzaifah)
Puasa adalah ibadah yang sangat spesial. Saking spesialnya urusan balasannya adalah urusan seorang hamba langsung dengan Rabbnya. Bahkan di surga ada sebuah pintu khusus bagi orang-orang pecinta puasa bernama ar Rayyan. Orang-orang yang pelaku puasa akan masuk surga lewat pintu ini dengan berduyun-duyun. Dan setelah orang terakhir masuk tertutuplah pintu ar Rayyan ini dan tak akan ada lagi orang yang bisa memasukinya.
Ayat ini memang berbicara tentang puasa secara umum, tidak hanya puasa Senin kamis. Tetapi tentu yang digelari pecinta puasa itu adalah orang yang tidak hanya berpuasa dikala diwajibkan saja tetapi ia senantiasa mencari-cari hari-hari istimewa untuk berpuasa. Nah, silahkan saudaraku jika anda ingin menjadi salah satu orang yang ingin masuk surga lewat pintu ar Rayyan.
2. Menjadi penolong/syafaat di hari kiamat
Puasa dan Al-Quran akan memberi syafaat pertolongan bagi hamba pada hari Kiamat. Puasa berkata: ‘Ya Allah, aku mencegahnya dari makan dan memuaskan syahwat pada siang hari maka jadikanlah aku sebagai penolongnya’”… (HR.Ahmad dari Abdullah bin Umar)
Dahsyatnya hari kiamat membuat seorang suami lupa anak istrinya, seorang ibu lupa anaknya(ini adalah suami dan istri normal, bukan suami atau ibu luar biasa yang di zaman sekarang sudah tidak sulit menemukan suami yang lupa anak istri atau ibu yang lupa anak sendiri). Jadi silahkan diukur sebesar apa huru-hara dan kepanikan pada hari itu.
Dan di saat genting itu, puasa hadir sebagai penolong kita. Kalau boleh diibaratkan, puasa akan hadir sebagai pegangan kuat saat semua orang terombang-ambing dihanyut tsunami. Jadi marilah saudaraku, kita siapkan sebanyak mungkin penolong-penolong kita karena di hari itu sungguh setiap manusia membutuhkan pertolongan.
3. Menjaga sikap istiqomah
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tiada (pula) berduka cita.”(QS.Al Ahqaf:13)
Betapa barat dan sulitnya untuk istiqomah (konsisten). Pergerakan iman tidak dapat diprediksi, kadang begitu kuat mendorong manusia untuk berlaku baik, kadang kewajiban-kewajiban yang lumayan tidak ringan, seperti qiyamul lail, puasa, sedekah terasa sangat mudah kita lakukan. Namun dilain waktu iman seakan surut sedikit demi sedikit, sehingga jangankan menunaikan yang sunnah, yang wajib saja rasanya berat.
Maka pantaslah Syaikh Ahmad Rifa’i menggolongkan istiqomah adalah karomah ( kemuliaan ) yang hakiki. Jadi karomah yang paling hebat dan ajaib itu sebenarnya bukan bisa terbang, atau bisa lipat bumi lalu sholat Ashar di Mekkah dan Maghribnya di Perancis misalkan,tapi kita berarti dapat karomah tertinggi kalau Allah dianugerahi istiqomah.
Setiap orang pastilah mempunyai sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan kehadirannya, dia bisa berupa kebiasaan buruk, malas, dan bermacam tabiat-tabiat jelek lainnya, dan ia sudah mencoba menghilangkan dari dirinya, kadang berhasil , namun kadang juga kembali “kumat”, begitulah terus menerus, datang silih berganti, hari ini sukses mengalahkan ego dan malasnya, besoknya datang lagi dengan warna dan alasan yang berbeda.
Dengan puasa sunnah di hari Senin dan Kamis maka neraca keistiqomahan selalu dikontrol di waktu yang sangat strategis. Banyak ahli mengatakan bahwa butuh 3 hari untuk menjadikan sebuah jadwal baru terasa sebagai ritme kebiasaan. Demikian kalau kita perhatikan ada rentang 3 hari antara Senin ke Kamis dan Dari Kamis ke Senin. Maka seolah-olah hal-hal buruk apapun yang mungkin kita lakukan tidak akan berlerut-larut lebih dari 3 hari dan diserap menjadi kebiasaan yang mengakar.
4. Mempercepat terkabulnya doa
“Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan orang yang teraniaya.”(HR.Imam Ahmad, Nasa’I, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah ra)
5. Menghapus dosa dan kesalahan yang lalu
Menurut Muhammad Khalil Itani arti dari terhapusnya kesalahan adalah:
1. Kebaikan akan menghapus kejelekan dari lembar amal catatan
2. Kebaikan akan menambal kejelekan yang kita lakukan
3. Kejelekan itu tetap tercatat tapi hukuman atasnya dihapuskan oleh kebaikan
6. Sehat lahir batin
“Berpuasalah niscaya kamu sehat”(HR.Ibnu Sunni dan Abu Na’im)
Logikanya memang puasa itu berarti pasokan nutrisi bagi tubuh kita berkurang sehingga semestinya kita akan lebih lemah, lebih loyo. Tetapi ternyata dengan semakin majunya tekhnologi ilmu pengetahuan. Banyaknya intrumen-intrumen canggih yang makin menguak bagaimana mekanisme kerja tubuh kita ini, diketahuilah bahwa puasa sangat luar biasa dampaknya bagi tubuh kita. Salah satunya yang dilansir oleh Dr.Bahar Anwar, bahwa bau busuk nafas dan aroma orang berpuasa itu menjadi tanda terjadinya pembersihan dalam tubuh kita.
Salah satu organ terpenting namun sering dilupakan dalam tubuh manusia adalah usus besar. Sisa-sisa makanan yang telah diproses ditimbun dalam usus besar, menunggu hingga tercapai volume tertentu kemudian akan didorong keluar sebagai feses. Dijelaskan bahwa rata-rata manusia seusia kita yang telah hidup berpuluh-puluh tahun sudah sulit ditemukan orang yang memiliki usus besar yang bagus. Usus besar itu kalau dilihat kondisinya sangat kotor karena dindingnya dipenuhi plak. Seperti panci yang selalu digunakan merebus air maka dindingnya lama kelamaan akan dilekati semacam lapisan kapur yang makin lama makin menebal. Kalau yang melekat di usus kita tentu adalah plak-plak kotoran yang sifatnya racun. Saat ini di lab-lab besar sudah ada fasilitas pembilasan usus besar. Testimoni orang-orang yang telah melakukannya sebagian besar merasa lebih sehat, bugar, dan tampak lebih bersih kulitnya setelah menjalani terapi pembilasan usus besar ini. Tetapi, tentu tidak semua orang bisa melakukan terapi ini, baik terkendala biaya, tempat, atau waktu. Makanan berserat diketahui sebagai pembersih usus besar yang efektif. Cara yang paling efektif lagi ialah berpuasa.
Bahkan di negara-negara maju puasa dimasukkan dalam terapi menyembuhkan penyakit. Padahal agama kita sudah mengajarkan puasa sejak ribuan tahun lalu. Apalagikah yang menghalangi kita dari meraih keutamaan-keutamaan luar biasa ini, saudaraku? Baik keutamaan ruhani maupun keutamaan jasmani.
Wallahu ‘alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar